Bila Waktu Telah Memanggil..
Bila waktu telah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tinggallah sepi
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tinggallah sepi
Ada yang terus mengintaiku, mengikuti gerak langkahku setiap saat, menungguku untuk sebuah pertemuan yang dinanti. Dia selalu mengawasiku setiap waktu. Jika aku berada di depan, maka dia pasti ada di belakangku. Jika aku berada di samping kanan, maka dia berada di samping kiriku. Jika aku di atas, dia pasti ada di bawah. Siapakah gerangan?
Dialah "Kematian",
kematian banyak hal yang melintasi fikiranku saat aku menyebutnya. Semua pasti akan mati, semua pasti akan mengalami sekarat, dan semua yang hidup pasti akan bertemu dengannya tak dapat kusanggah. Saat menjelang kematian dalam kehidupan manusia terdahulu adalah saat yang pasti aku lalui juga.
Demi Allah, dia pasti akan datang kepadaku. Demi Allah dia pasti akan menjengokku. Sama seperti raja-raja di istana megah itu, seperti pemimpin–pemimpin bangsa di masa lalu. Seperti orang-orang kaya yang setiap harinya kelihatan "bahagia" (jika mereka mati, masihkah bahagia?), atau mereka yang fakir yang setiap harinya bergumul dalam penderitaan, atau orang-orang miskin yang terus meratapi segala kekurangannya, atau para hamba sahaya yang tiada sekejap pun orang memandangnya. Mereka semua telah merasakan kematian. Mereka semua telah bertemu dengan kematian.
Bila mati, bila manusia mati, maka sudah tak ada lagi yang bisa dibangga-banggakan. Seorang yang cerdik sekalipun, kecerdikannya tak akan bisa melarikan dirinya dari peristiwa kematian. Bila mati, maka semua strategi para ilmuwan dan tokoh jenius itu pasti akan patah. Bila mati, semua kekuatan orang-orang yang berkuasa itu akan binasa. Bila mati, bangunan yang tinggi menjulang, istana-istana megah dunia, atau gedung pencakar langit yang kokoh akan runtuh seketika. Kematian juga yang telah meruntuhkan bangunan orang-orang kaya itu.
Suatu kali aku bertanya pada diriku sendiri, bila mati, bagaimana bila aku mati ? Ah… Selama ini aku memang tidak tahu bila dia akan datang bertamu, kerana dia tidak pernah membuat janji sebelumnya denganku. Namun, bagaimana kalau dia tanpa diduga tiba-tiba datang kepadaku? Menjengokku, membuatku sekarat? Bagaimana?
Bila mati, bila aku mati, itu bererti aku harus rela ditinggal sendiri. Ibu, bapa, saudara-saudaraku, mereka semua pergi. Sahabat-sahabat dekat yang selama ini menjadi tempat curahan hati, tetangga-tetangga yang suka menghantarkan makanannya kepadaku, mereka hanya berlalu dan pergi meninggalkanku. Apalagi hasil jerih payahku mengais rezeki hari demi hari sekeping pun tak dapat menolongku lagi. Apa yang terjadi? Saat itu aku pasti akan sendirian, dalam gelap gelita diselimuti sepi, mencekam, mati.
Bila mati, bila aku mati, itu bererti aku harus rela ditinggal sendiri. Ibu, bapa, saudara-saudaraku, mereka semua pergi. Sahabat-sahabat dekat yang selama ini menjadi tempat curahan hati, tetangga-tetangga yang suka menghantarkan makanannya kepadaku, mereka hanya berlalu dan pergi meninggalkanku. Apalagi hasil jerih payahku mengais rezeki hari demi hari sekeping pun tak dapat menolongku lagi. Apa yang terjadi? Saat itu aku pasti akan sendirian, dalam gelap gelita diselimuti sepi, mencekam, mati.
Bila mati, yang ada dalam gambaranku adalah suatu peristiwa yang amat penting bagi yang hidup. Aku tidak tahu bagaimana rasanya bila nanti seolah-olah ada sebuah gunung yang kukuh lagi menjulang tinggi berada di atas dadaku, menahanku, menghilangkan kesempatanku untuk menghirup udara dunia, mungkin jika bisa, itu pun seakan-akan aku bernafas di sebuah lubang jarum. Bernafas di sebuah lubang jarum? Pergelutan macam apa itu? Atau seumpama aku sedang dipukuli dengan sebuah dahan pohon yang penuh duri lagi tajam, kemudian duri-duri itu menancap di semua urat-uratku. Lantas, lantas dahan tersebut ditarik, sehingga setiap urat dalam tubuhku juga ikut tertarik, menyisakan kepedihan dan sakit yang luar biasa. Demi Allah, apakah nanti lebih perih dari yang sekadar aku bayangkan?
Bila mati, bila aku mati, maka akan ada sesuatu yang menampakkan wajahnya padaku. Dialah Izrail, Sang Malaikat Maut yang akan turun dari penjuru langit untuk menjemputku. Namun, apakah nanti dia akan menampakkan rupanya dengan wajah penuh keramahan dan kehangatan ataukah sebaliknya? Bisa jadi nanti dia datang dengan wajah garang tanpa belas kasihan. Bagaimana nanti? Ketika dadaku menyempit, nafasku tersengal-sengal, sampai ke tenggorokan, tubuhku kaku sulit digerakkan. Saat itulah dia menunaikan tugasnya, memisahkan roh dan jasadku. Mencantaskan episod akhir dari sebuah perjalanan hidupku di dunia ini. Itu pasti akan terjadi, nanti, bila aku mati.
Kemudian, bila mati, bila aku mati, orang-orang akan membaringkanku, memandikanku, mensholatiku, mengkafani tubuhku yang kaku, menggendungku dan menimbunkanku di dalam sebuah ruang sempit, gelap, senyap dan sunyi. Detik-detik saat aku dibaringkan dalam liang kubur itulah yang akan menjadi awal babak baruku menuju fasa berikutnya setelah kematian, yakni mengharungi alam kubur. Tak ada pagi, siang ataupun malam hari, kerana semuanya sama jika sudah masuk ke dalam, terpendam berkalang tanah. Oh... Adakah tempat yang lebih jauh dari tempat itu? Adakah? Adakah tempat yang lebih sunyi? Adakah? Gelapkah, pasti tidak ada kegelapan yang lebih gelap dari tempat itu. Semua kelazatan yang pernah aku rasakan ketika aku hidup, mungkinkah akan berganti menjadi rasa pahit yang luar biasa?
Siapa yang akan peduli jika aku tercekam ketakutan? Siapa? Gelap… Gelap… Adakah cahaya? Adakah? Siapa yang akan memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapanku di sana? Siapa? Tiadakah aku punya sesuatu yang bererti? Apakah amalku, amalku yang sedikit tersisa nanti akan mampu menolongku, menemani dalam kesendirianku disana?
Bila mati, bila aku mati, oh… aku ini memang bukan seorang 'alim yang pasti airmatanya meleleh jika membayangkan malam pertama di dalam kubur, bukan pula seorang ahli hikmah yang mengeluhkan pedihnya dijerat kematian, atau seorang penyair yang menterjemahkan tangisannya dalam bait-bait kematian penggugah keharuan. Aku hanya manusia biasa, terlalu biasa untuk mengingat kematian. Aku masih tenggelam dalam carut marut dunia yang aslinya fana ini. Terlalu sedikit waktuku untuk mengingatnya, apakah memang waktunya yang sedikit ataukah dunia ini yang membuatku sedikit untuk mengingatnya?
Mati, bila mati, bila aku mati, saat ini aku memang belum mati. Tapi seharusnya aku tidak boleh takut mati. Kerana, setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Semestinya aku harus mengingatnya setiap hari, berbenah diri, memelihara waktuku, usia kehidupanku sekarang dan melakukan persiapan yang baik untuk kedatangannya. Ah… Dia memang tidak pernah membuat janji padaku sebelumnya. Namun, mungkin saja dia akan datang pada saat-saat dimana aku tidak menduga sama sekali.
Ya Allah, Yang Maha Mematikan, perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan tempat hidupku, perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Dan jadikanlah kehidupanku sebagai penambah kebaikan bagiku, serta jadikan KEMATIANKU sebagai istirahatku dari segala keburukan.
Dia masih memperhatikanku…
Terus mengintaiku…
Mengawasi gerak-gerikku…
Menungguku…
Untuk sebuah waktu yang telah ditentukan…
Terus mengintaiku…
Mengawasi gerak-gerikku…
Menungguku…
Untuk sebuah waktu yang telah ditentukan…
Ya Allah, Yang Maha Mematikan, perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan tempat hidupku, perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Dan jadikanlah kehidupanku sebagai penambah kebaikan bagiku, serta jadikan KEMATIANKU sebagai istirahatku dari segala keburukan.
Allaahumma a'inni 'ala sakaraatil mauut…
Allaahumma hawwin 'alayya sakaraatil mauut…
Laa ilaaha illallaah inna lilmauti la sakaraati...
Allaahumma hawwin 'alayya sakaraatil mauut…
Laa ilaaha illallaah inna lilmauti la sakaraati...
Ya Allah, bantulah aku dalam menghadapi sakaratul maut.
Ya Allah, mudahkanlah sakaratul maut padaku.
Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah.
Sesungguhnya kematian itu memiliki saat-saat sekarat.
Ya Allah, mudahkanlah sakaratul maut padaku.
Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah.
Sesungguhnya kematian itu memiliki saat-saat sekarat.
Dipetik dari syair lagu "Bila Waktu Telah Berakhir" - Opick.
Persiapkan dari sekarang bekal untuk ke gerbang akhirat, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita petunjuk dan hidayahNya..... amin
Zikrul Maut!
Ketika engkau tengok tulisan ini, engkau seakan nyata membacanya, namun lima minit kemudian maka engkau tiada lagi merasa nyata pada yang sudah berlalu itu, melainkan hanya sebuah kenangan (Informasi).
Persiapkan dari sekarang bekal untuk ke gerbang akhirat, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita petunjuk dan hidayahNya..... amin
Zikrul Maut!
Ketika engkau tengok tulisan ini, engkau seakan nyata membacanya, namun lima minit kemudian maka engkau tiada lagi merasa nyata pada yang sudah berlalu itu, melainkan hanya sebuah kenangan (Informasi).
Begitu juga ketika engkau sakit, bahagia atau apa saja yang engkau rasa sangat luarbiasa dan tak dapat melupakan kesakitan atau kebahagiaan itu, akhirnya segalanya akan menjadi KENANGAN.
Maka sampailah engkau digerbang SAKAARATUL MAUT, segala yang engkau sangka milikmu, yang engkau sangka hasil USAHAmu, MESTI engkau tinggalkan! dan segalanya itu hanyalah sekelumit kenangan belaka.
Apa-apa yang engkau cintai semasa engkau bernafas, apa-apa yang BIASA engkau Takuti, Harapkan dan Rindukan semasa engkau bernafas akan hadir SEKALIGUS pada saat detik-detik KEMATIANMU, maka bersyukurlah bila berlazim (Terbiasa) ketika semasa nafasmu ada CINTA, TAKUT dan HARAP engkau semata-mata tertuju kepada Allah, sebab Dialah Tuhanmu yang akan HADIR dalam ingatanmu pada saat engkau melepaskan NYAWA...
Wallahu'alam,....
Zikrul Maut adalah amalan yang mendekatkan engkau kepada Zikrullah.
Zikrul Maut adalah amalan yang mendekatkan engkau kepada Zikrullah.
"Setiap yang bernafas pasti akan mati"
Apakah Kita mengaku beragama ISLAM? ………. Alhamdulillah, Bermula menengok kedalam diri kita dan jujur pada diri kita sendiri, benar-benar adakah keyakinan (kepercayaan) kita pada Allah dan Rasulnya itu? hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya, dengan memperhatikan isyarat pada diri dan cermin pada Al-Qur'an mudah-mudahan kita mengetahui keadaan diri sehingga timbul keinginan untuk mencari jalan yang lurus atau ilmu yang sebenarnya ilmu yang diredhoi Allah.
Apakah Kita mengaku beragama ISLAM? ………. Alhamdulillah, Bermula menengok kedalam diri kita dan jujur pada diri kita sendiri, benar-benar adakah keyakinan (kepercayaan) kita pada Allah dan Rasulnya itu? hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya, dengan memperhatikan isyarat pada diri dan cermin pada Al-Qur'an mudah-mudahan kita mengetahui keadaan diri sehingga timbul keinginan untuk mencari jalan yang lurus atau ilmu yang sebenarnya ilmu yang diredhoi Allah.
Mengabdi pada kebohongan dan kepalsuan memang sangat zalim, apalagi menjadikan media menjadi berhala, betapa tidak? Seorang yang awam mempunyai sumber 'takut' dan 'harap' pada mumkinun (Ketidak pastian), jelas-jelas berlumur 'syirik' yang jalli (Nyata) namun sudah merupakan 'muqadar' jua sehingga ia tiada menyedari yang demikian itu, hingga "Banyak orang yang mengerjakan amalan ibadah dan kebajikan sepanjang hidupnya, tetapi mereka mati dalam keadaan berdosa besar (su'ul Khatimah) sedangkan mereka tiada menyedarinya,"
Inilah yang nyata-nyata menunjukan bahawa pada diri mereka ada kebohongan, mereka mengaku sholat namun lalai, mengaku ibadah hanya sekadar untuk dianggap termasuk dalam golongan muslim, bahkan mereka bermegahan dengan sholatnya (Riya'), firman Allah:
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat…." Al-Maa’uun: 4
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat…." Al-Maa’uun: 4
Bagaimana hendak menyangkal kebohongan? Sedang nyata-nyata dengan segala pernyataan tauhid dan Syahadat yang diikrarkannya, ia berdalih mengamalkan syari'at namun diam-diam hatinya 'terhasut' oleh syak wasangka (Syaitan) yang merupakan musuh yang nyata baginya hingga ia 'takut' dan 'mengharap' kepada isi Alam yang sesungguhnya semata-mata merupakan media informasi belaka yang nyata-nyata sesuatu yang tak pasti (adanya kerana diadakan).
Takut tidak makan, takut tidak dihormati, takut dihina, takut tersisih dari masyarakat, harap kenyang, harap senang, harap dihormati, harap disukai orang lain yang lebih zalim lagi ia mengharap dianggap orang termasuk dalam golongan kerohanian.
Untuk inilah mudah-mudahan tergerak hati kita untuk menelaah tulisan yang merupakan salah satu dari jutaan sudut pandang terhadap ISLAM sehingga mendorong kita untuk mengikuti suatu jalan yang akan datang pada setiap insan yang sudi mencari atau berusaha mendekati Allah, seperti firmanNya dalam hadits Qudsi:
"Bila engkau mendekatiku sejengkal, maka Aku mendekatimu sehasta, bila engkau mendekatiku sehasta, maka Aku mendekatimu sedepa, bila engkau mendekatiku dengan berjalan, maka Aku mendekatimu berlari"
Oleh kerana itu hendaklah kalian ketahui bahawa aku ini hanyalah seorang insan yang Bodoh, Lemah lagi Hina.. Kehidupanku di alam dunia ini hanyalah sebentar saja, kerana tidak lama lagi akan kutinggalkan dunia ini, buat selama-lamanya. Dan sudah pasti aku tidak akan kembali lagi. Meskipun seluruh makhluk mendesak agar aku kembali lagi, namun pastinya aku tidak akan kembali lagi. Kerana bukannya dengan daya upayaku untuk dapat kembali lagi. Biarpun dengan apa cara sekalipun, aku tetap tidak akan bisa kembali... Maka sebelum aku pergi meninggalkan dunia yang Fana ini, hanya ada satu perkara saja yang wajib aku ucapkan buat semua yang akan aku tinggalkan; Wahai sekelian insan yang sedang HIDUP di muka dunia ini, hendaklah kalian semua penuh yakin dan percaya, sungguh Tiadalah Tuhan lain yang wajib engkau sembah selain Allah dan Muhammad itu adalah rasulNya... La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah.....!
**^^** **^^** **^^** **^^** Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, terimakasih saya ucapkan kerana telah sudi meluangkan masa di sini, semoga kehadiran kalian berakhir dengan manafaat. Walau bagaimanapun, saya tetap insan yang lemah, segala kesilapan saya silalah ditegur, dikritik dan dinasihati ..