Cari Blog Ini



Allah Telah Menjanjikan Kepada Orang-Orang Yang Beriman Dan Mengerjakan Amal Sholeh Untuk Menjadikan Mereka Sebagai Khalifah Di Muka Bumi Ini Sebagaimana Ia Telah Menjadikan Orang-Orang Sebelum Mereka Sebagai Khalifah, Menyebarkan Bagi Mereka Agama Yang Telah DiredhoiNya Untuk Mereka Secara Merata Dan Menggantikan Ketakutan Mereka Dengan Rasa Keamanan (sehingga) Mereka Dapat Menyembah-Ku Dan Tidak MenyekutukanKu. Barangsiapa Engkar Setelah Itu, Merekalah Orang-Orang Yang Fasiq-An-Nur : 56


Wahai Orang-Orang Yang Beriman Barangsiapa Dari Kalian Berpaling (murtad) Dari Agamanya Maka Allah SWT Akan Memunculkan Sekelompok Kaum Yang Dia Cinta Mereka Dan Mereka Juga MencintaiNya -Al-Maidah :54


Ternyata Sekarang Ini Dunia Telah Dipenuhi Dengan Pemimpin Zalim Baik Dari Negara Kafir Mahupun Dalam Negara Muslim Sendiri...


Namun Masanya Sudah Hampir Tiba, Dunia Akan Diwarisi Oleh Hamba-Hamba Tuhan Yang Sholeh. Dia Akan Memenuhi Dunia Dengan Keadilan Setelah Dunia Ini Dipenuhi Dengan Kezaliman Para Pemimpin..




Penyelamat Umat Itu bakal Datang tidak lama lagi...!!!

PeNGiKuT NaN SeTia..

Memaparkan catatan dengan label kyai. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label kyai. Papar semua catatan

Ahad, 17 Februari 2013

Di Mana Tuhan?





Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau sesiapa sahaja yang boleh menjawab 3 pertanyaannya.

 Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai. Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya? Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda. Pemuda: Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kiyai : Saya akan mencuba sejauh kemampuan saya.

Pemuda: Saya ada 3 pertanyaan:-


1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya?

2. Apakah yang dinamakan takdir?

3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama.. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan kuatnya.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda tampar muka saya? Marah dengan saya ker?

Kiyai : Saya tidak marah¦Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda: Saya tak faham¦Apa maksud anda?

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit.

Kiyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya!

Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!

Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama¦kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat

Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda: Tidak.

Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda: Tidak.

Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.

Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda: Kulit.

Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda: Kulit.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Sakit.

Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.

Sabtu, 14 Mei 2011

Alkisah Seorang Kyai Mencari Jodoh Di Tempat Pelacuran

As Salam buat saudara2ku sekalian, semoga semuanya berada dalam keadaan yang baik dan sentiasa berada dibawah lindungan Allah SWT, Pemelihara yang Agong. Setelah sekian lama ku menyepikan diri, pada detik ini aku persembahkan sebuah karangan dari tanah seberang, sebuah kisah yang sebaiknya dijadikan pendoman buat mereka yang baru teringat hendak mendekatkan dirinya kehadrat Yang Maha Mulia, pembimbing kita semua.. Selamat membaca..



Diposkan oleh Galaxy Maya


Kiai Marwan, adalah seorang kiai dari Nganjuk. Kiai ini sudah hampir mendekati lima puluh tahun usianya, tetapi masih membujang. Keinginan untuk berkonsentrasi sebagai Kiai tanpa menghiraukan urusan dunia termasuk wanita, membuatnya menjadi bujang lapuk. Tapi soal kebutuhan penyaluran syahwat, tetap saja mengusik setiap hari. Apalagi kalau ia berfikir, siapa nanti yang meneruskan pesantrennya kalau ia tidak punya putra ?





Dengan segala kejengkelan pada diri sendiri dan gemuruh jiwanya, akhirnya Kiai Marwan melakukan istikhoroh, mohon petunjuk kepada Allah, siapa sesungguhnya wanita yang menjadi jodohnya?


Petunjuk yang muncul dalam istikhoroh, adalah agar Kiai Marwan mendatangi sebuah komplek pelacuran terkenal di daerahnya. “Disanalah jodoh anda nanti…” kata suara dalam istikhoroh itu.


Tentu saja Kiai Marwan menangis tak habis-habisnya, setengah memprotes Tuhannya. Kenapa ia harus berjodoh dengan seorang pelacur ? Bagaimana kata para santri dan masyarakat sekitar nanti, kalau Ibu Nyainya justru seorang pelacur? “Ya Allah…! Apakah tidak ada perempuan lain di dunia ini ?”


Dengan tubuh yang gontai, layaknya seorang yang sedang mabuk, Kiai Marwan nekad pergi ke komplek pelacuran itu. Peluhnya membasahi seluruh tubuhnya, dan jantungnya berdetak keras, ketika memasuki sebuah warung dari salah satu komplek itu. Dengan kecemasan luar biasa, ia memandang seluruh wajah pelacur di sana, sembari menduga-duga, siapa diantara mereka yang menjadi jodohnya.


Dalam keadaan tak menentu, tiba-tiba muncul seorang perempuan muda yang cantik, berjilbab, menenteng kopor besar, memasuki warung yang sama, dan duduk di dekat Kiai Marwan. “Masya Allah, apa tidak salah perempuan cantik ini masuk ke warung ini?” kata benaknya.



“Mbak, maaf, Mbak. Mbak dari mana, kok datang kemari ? Apa Mbak tidak salah alamat ?” tanya Kiai Marwan pada perempuan itu. Perempuan itu hanya menundukkan mukanya. Lama-lama butiran airmatanya mulai mengembang dan menggores pipinya. Sambil menatap dengan mata kosong, perempuan itu mulai mengisahkan perjalanannya, hingga ke tempat pelacuran ini. Singkat cerita, perempuan itu minggat dari rumah orang tuanya, memang sengaja ingin menjadi pelacur, gara-gara ia dijodohkan paksa dengan pria yang tidak dicintainya.


“Masya Allah…. Masya Allah… Mbak.. Begini saja Mbak, Mbak ikut saya saja .…” kata Kiai Marwan, sambil mengisahkan dirinya sendiri, kenapa ia pun juga sampai ke tempat pelacuran itu. Dan tanpa mereka sadari, kedua makhluk itu akhirnya sepakat untuk berjodoh.
Kisah tentang kiai Marwan ini sesungguhnya merupakan refleksi dari rahasia Allah yang hanya bisa difahami lebih terbuka dari dunia Sufi.


Hal ini menggambarkan bagaimana dunia jiwa, dunia moral, dunia keindahan dan kebesaran Ilahi, harus direspon tanpa harus ditimbang oleh fakta-fakta normatif sosial yang terkadang malah menjebak moral seorang hamba Allah.


Sebab tidak jarang, seorang Kiai, sering mempertaruhkan harga dirinya di depan pendukungnya, ketimbang mempertaruhkan harga dirinya di depan Allah. Dan begitulah cara Allah menyindir para Kiai, dengan menampilkan Kiai Marwan ini.





**^^** **^^** **^^** **^^**   Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..