Apabila terdapat bencana yang berlaku di sesebuah negara, sudah pasti akan mengundang berduyun-duyun bantuan kemanusian tidak kiralah dari segi tenaga, perubatan atau pun wang ringgit. Semuanya di buat secara ikhlas demi membantu mangsa-mangsa bencana. Sebagai sebuah negara yang prihatin, Malaysia tidak ketinggalan menghulurkan bantuan kepada mereka yang memerlukan.
Namun demikian, semacam tidak percaya bila membaca satu berita dari negara yang baru lepas dilanda bencana gempa bumi ini. Adakah benar peristiwa ini berlaku, saya tidak pasti.
Sila baca berita di bawah ini :-
Terkait judi, warga sumbar tolak bantuan pemerintah Malaysia
JAKARTA - Berbagai bantuan telah mengalir dan mulai menumpuk di Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat sejak Kamis lalu, hal ini cukup mengganggu kepadatan traffic di Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, yang sudah cukup tinggi dan mengakibatkan sejumlah penerbangan mengalami delay.
Bahkan pesawat yang ditumpangi Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dan Menko Kesra Aburizal Bakrie sempat tertahan di udara Padang selama beberapa jam.Namun ada yang menarik dari tumpukan bantuan tersebut, yaitu dipisahkannya bantuan dari Pemerintah Malaysia dengan bantuan dari negara-negara lainnya, hal ini di sebabkan karena adanya penolakan bantuan dari Pemerintah Malaysia dikarenakan alasan sumber dana Judi.
"Kami sangat berterimakasih atas kepedulian Pemerintah Malaysia, namun karena dibeberapa tempat terjadi penolakan dikarenakan alasan judi, kami memilih untuk memisahkan bantuan Pemerintah malaysia dengan bantuan negara lain, akan tetapi banyak juga bantuan dari perkumpulan warga minang di Malaysia yang mengirim bantuan dan tidak ditolak" ujar Kepala Distribusi Bantuan Bandara Minangkabau, Departemen Perhubungan Budi S Ervan.
Seperti diketahui Pemerintah Malaysia memiliki fasilitas perjudian terbaik dan terlengkap di Asia Tenggara dengan omset pendapatan 4 Milliar Dollar/tahun bernama Genting Highland, dan hal tersebut dinilai warga Sumatra Barat sangat bertolak belakang dengan budaya Muslim negeri Jiran tersebut.
Bantuan Pemerintah Malaysia berupa Mie Instan, Selimut, Tenda dan obat-obatan terlihat dibiarkan menumpuk di sisi kiri bandara Minagkabau dan sangat menggangu lalulintas bantuan korban gempa.
"Bantuan dari Negara Jepang yang tiba lebih dulu berupa 2500 Genset, 500 Tenda, 25 Instalasi penyaringan air, 400 Toilet portable dan 10 Kontainer Rumah Sakit Mini sudah kami sebarkan di 6 Kabupaten, sedang dari Pemerintah Amerika, Brasil, Jerman, Filipinna, Brunai, Australia, Thailand, Vietnam dan Russia berupa Beras, obat-obatan, tenda, selimut, bahan makanan, instalasi air yang total keseluruhan berjumlah sekitar 28.000 ton akan tiba mulai hari ini, kami berusaha berkadinasi Barkorlak dan Palang Merah Internasional untuk penyediaan tempat penyimpanan dan penyalurannya" ujar Budi S Ervan.
Sumber - Harian Kota, Jumat (2/10/2009)
Bahkan pesawat yang ditumpangi Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dan Menko Kesra Aburizal Bakrie sempat tertahan di udara Padang selama beberapa jam.Namun ada yang menarik dari tumpukan bantuan tersebut, yaitu dipisahkannya bantuan dari Pemerintah Malaysia dengan bantuan dari negara-negara lainnya, hal ini di sebabkan karena adanya penolakan bantuan dari Pemerintah Malaysia dikarenakan alasan sumber dana Judi.
"Kami sangat berterimakasih atas kepedulian Pemerintah Malaysia, namun karena dibeberapa tempat terjadi penolakan dikarenakan alasan judi, kami memilih untuk memisahkan bantuan Pemerintah malaysia dengan bantuan negara lain, akan tetapi banyak juga bantuan dari perkumpulan warga minang di Malaysia yang mengirim bantuan dan tidak ditolak" ujar Kepala Distribusi Bantuan Bandara Minangkabau, Departemen Perhubungan Budi S Ervan.
Seperti diketahui Pemerintah Malaysia memiliki fasilitas perjudian terbaik dan terlengkap di Asia Tenggara dengan omset pendapatan 4 Milliar Dollar/tahun bernama Genting Highland, dan hal tersebut dinilai warga Sumatra Barat sangat bertolak belakang dengan budaya Muslim negeri Jiran tersebut.
Bantuan Pemerintah Malaysia berupa Mie Instan, Selimut, Tenda dan obat-obatan terlihat dibiarkan menumpuk di sisi kiri bandara Minagkabau dan sangat menggangu lalulintas bantuan korban gempa.
"Bantuan dari Negara Jepang yang tiba lebih dulu berupa 2500 Genset, 500 Tenda, 25 Instalasi penyaringan air, 400 Toilet portable dan 10 Kontainer Rumah Sakit Mini sudah kami sebarkan di 6 Kabupaten, sedang dari Pemerintah Amerika, Brasil, Jerman, Filipinna, Brunai, Australia, Thailand, Vietnam dan Russia berupa Beras, obat-obatan, tenda, selimut, bahan makanan, instalasi air yang total keseluruhan berjumlah sekitar 28.000 ton akan tiba mulai hari ini, kami berusaha berkadinasi Barkorlak dan Palang Merah Internasional untuk penyediaan tempat penyimpanan dan penyalurannya" ujar Budi S Ervan.
Sumber - Harian Kota, Jumat (2/10/2009)
Jika insiden ini benar-benar terjadi, ia pasti mengecewakan kita semua. Seolah-olah apa yang disumbangkan oleh Malaysia itu berstatus haram. Bagaimana pula dengan sumbangan dari negara selain Malaysia? Amerika Syarikat, Thailand, Jepun dan lain-lain. Bukankah negara-negara tersebut lebih 'berat' aktiviti judinya? Bukan setakat judi, malah memperolehi hasil dari aktiviti pelacuran dan arak.
Timbul persoalan, mengapa pula bantuan dari negara-negara tersebut diterima tetapi tidak dari Malaysia?
Mungkin insiden ini bersifat terpencil tapi ia ternyata membuatkan hati
dan perasaan kita terguris.
Namun bantuan dan kerjasama akan tetap dihulurkan oleh Malaysia.
Itulah jaminan DS Najib kepada Susilo. (klik sini)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, terimakasih saya ucapkan kerana telah sudi meluangkan masa di sini, semoga kehadiran kalian berakhir dengan manafaat. Walau bagaimanapun, saya tetap insan yang lemah, segala kesilapan saya silalah ditegur, dikritik dan dinasihati ..