Cari Blog Ini



Allah Telah Menjanjikan Kepada Orang-Orang Yang Beriman Dan Mengerjakan Amal Sholeh Untuk Menjadikan Mereka Sebagai Khalifah Di Muka Bumi Ini Sebagaimana Ia Telah Menjadikan Orang-Orang Sebelum Mereka Sebagai Khalifah, Menyebarkan Bagi Mereka Agama Yang Telah DiredhoiNya Untuk Mereka Secara Merata Dan Menggantikan Ketakutan Mereka Dengan Rasa Keamanan (sehingga) Mereka Dapat Menyembah-Ku Dan Tidak MenyekutukanKu. Barangsiapa Engkar Setelah Itu, Merekalah Orang-Orang Yang Fasiq-An-Nur : 56


Wahai Orang-Orang Yang Beriman Barangsiapa Dari Kalian Berpaling (murtad) Dari Agamanya Maka Allah SWT Akan Memunculkan Sekelompok Kaum Yang Dia Cinta Mereka Dan Mereka Juga MencintaiNya -Al-Maidah :54


Ternyata Sekarang Ini Dunia Telah Dipenuhi Dengan Pemimpin Zalim Baik Dari Negara Kafir Mahupun Dalam Negara Muslim Sendiri...


Namun Masanya Sudah Hampir Tiba, Dunia Akan Diwarisi Oleh Hamba-Hamba Tuhan Yang Sholeh. Dia Akan Memenuhi Dunia Dengan Keadilan Setelah Dunia Ini Dipenuhi Dengan Kezaliman Para Pemimpin..




Penyelamat Umat Itu bakal Datang tidak lama lagi...!!!

PeNGiKuT NaN SeTia..

Selasa, 8 November 2011

Jika Engkau Merasa Lemah...


Dengan Nama Allah SWT...


Salam Alaikum,


Wahai saudara2ku yang dimuliakan,


Jika engkau merasa lemah,

itu adalah satu bentuk pengakuan yang jujur.Yang demikian adalah kerana kita adalah makhluk yang lemah. Hanya Allah SWT saja yang Maha Kuat dan yang berhak memberi kekuatan kepada orang2 yang dikehendakiNya.Sebagaimana gelombang radio, tv atau isyarat sebuah telepon bimbit yang dipancarkan dari satu antena ke segenap penjuru, maka tidak ada seorang pun yang dapat merubah bentuknya menjadi sesuatu yang dapat didengar, dilihat atau dirasa kecuali dengan memiliki radio, tv atau telepon bimbit tersebut.Tiadalah bezanya hal itu dengan keadaan jazbah atau semangat yang Allah SWT pancarkan ke segenap jiwa manusia untuk mengamalkan agama. Akan tetapi tidak seorang pun yang dapat menangkap untuk dirinya, kecuali dia yang memiliki petunjukNya. Dan petunjuk tersebut adalah yakin akan janji2 Allah SWT dan rasulNya yang terangkum dalam fadhilah2 amal.

Untuk mendapatkan Keyakinan perlu ada gerak kerja dijalankan! Yakni suatu usaha kearah itu..

Tanpa usaha, yakin tak akan datang. Menyampai ulangkan kebaikan2 yang kita dengar atau yang kita baca dari ta'alim, bayan dan mudzakarah adalah usaha yang dapat menumbuhkan keyakinan kita. Dan keyakinan akan timbul dalam hati apabila kita mengoptimalkan penggunaan mata,telinga, lisan dan fikir kita untuk maksud itu.



Maka, jika engkau merasa Lemah... Yakinlah bahawa Allah SWT tidak sekali2 memungkiri JANJI2Nya..


Maha Suci Allah SWT.


Wallahu a'lam.
**^^** **^^** **^^** **^^**   Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..

Selasa, 1 November 2011

Iskandar Zulkarnain









Assalamu Alaikum,




Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati Allah SWT, semoga korang semua sihat wal'afiat dan gembira selalu. Dalam artikel kali ini saya akan paparkan buat korang semua sebuah watak dan kisah yang yang telah dimunculkan oleh kitab suci umat islam yakni Al Quran yang mulia. Inilah watak yang tidak kurang popularnya yang tidak habis-habis dikaji oleh para ahli sejarah sehingga kehari ini. Iskandar Zulkarnain, suatu nama yang tidak asing lagi dikalangan umat islam dan juga penganut Kristian serta masih lagi diperdebatkan siapakah dia yang sebenarnya. Namun dalam artikel ini, saya tidak akan memperdebatkannya, hanya sekadar mahu mengambil pelajaran dan menafaat yang ada didalam kisahnya.

Dia dilahirkan diMacedonia. Kepadanya dikurniakan Allah otak yang pintar, fikiran yang panjang dan berbagai-bagai ilmu pengetahuan: Ilmu perang, ilmu politik dan ilmu teknik dan kimia. 

Dari semenjak dia masih kecil, hatinya sudah tidak enak melihat perang yang selalu timbul antara Timur (Kerajaan Persia) dengan Barat (Kerajaan Rum). Perang yang tidak henti-hentinya dan tahun ke tahun, malah dari abad ke abad, yang telah menewaskan ribuan manusia dan merosakkan bumi, menghancurkan banyak harta benda. 

Untuk menghindarkan perang antara Timur dengan Barat yang sudah bertradisi ini, dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang meliputi Timur dan Barat. 

Padanya terdapat segala syarat untuk menyampaikan. maksud dan tujuan hidupnya yang maha besar itu. Selain dia seorang yang baik, berakhlak yang tinggi, berilmu pengetahuan tentang ketenteraan, tentang pemerintahan dan teknik, akan dapat membawa dia sampai dipantai cita-citanya. 

Mula-mula sekali dengan tenteranya yang lengkap kuat, dia menuju ke Barat (Maghribi atau Moroko), tempat terbenamnya matahari. Disitu dilihatnya matahari itu terbenam dimatair yang bertambah hitam, iaitu Lautan Atlantik sekarang ini. 

Disitu didapatinya satu bangsa yang terlalu engkar dan kafir, hebat sekali kerosakan dan kejahatan yang ditimbulkan bangsa itu. Bukan saja merosakkan permukaan bumi dan mengacaukannya, tetapi juga sudah menjadi tabiat mereka suka membunuh orang-orang yang tidak bersalah sekalipun. 

Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu Iskandar Zulkarnain menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada Allah, tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa yang begitu kejam. Apakah bangsa itu akan digempurnya habis-habisan atau akan dibiarkan begitu saja? 

Tuhan menyuruh Iskandar Zulkarnain membuat pilihan salah satu diantara dua tindakan: Digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman mereka selama ini atau diajar dan dididik dengan propaganda, agar mereka kembali kepada kebenaran dan meninggalkan segala kejahatan. 

Akhirnya Iskandar Zulkarnain memutuskan akan menggempur mereka yang derhaka dan jahat sehebat-hebatnya dan membiarkan serta melindungi orang-orang yang baik diantara mereka. Pada bangsa itu, Iskandar Zulkarnain lalu mengucapkan kata-katanya yang ringkas: Siapa yang aniaya, akan kami seksa dan dikembalikan kepada Tuhan agar Tuhan memberi seksa yang lebih hebat lagi. Adapun orang-orang yang sholeh dan baik, akan kami lindungi serta diberi ganjaran-ganjaran dan kepadanya kami hanya akan perintahkan kewajipan-kewajipan yang ringan saja. 

Tenteranya segera bergerak, menewaskan setiap orang yang kejam, melindungi setiap orang yang baik. Akhirnya negeri itu dapat diamankan dan ditenteramkan, serta diatur sebaik-baiknya, penuh dengan kehidupan bahagia dan makmur. 

Kerana kewajipannya terhadap bangsa dan negeri itu sudah selesai, Iskandar Zulkarnain dengan tenteranya lantas menuju ke arah Timur (India). Dilihatnya matahari terbit atas bangsa yang masih hidup telanjang (Bangsa Hindustan). 

Bangsa dan negeri itupun dapat ditaklukkannya, diamankan dan ditenteramkannya, serta diatur sebaik-baiknya sehingga setiap orang dapat merasakan hidup aman dan tenteram, bahagia dan senang pula. Bangsa itu dapat dikeluarkannya dari lembah kesesatan dan kejahilan. 

Selesailah sudah kewajipannya terhadap negeri dan bangsa itu. Ia lalu menuju ke utara, ke negeri Armenia melalui Persia dan Azerbaijan. Dengan kemenangan demi kemenangan yang dicapainya selama dalam perjalanan itu, akhirnya dia sampai ditempat yang ditujui. Didapatinya di situ satu bangsa yang hidup antara dua buah gunung, iaitu Gunung Armani dan Gunung Azerbaijan. Iskandar Zulkarnain tidak mengerti akan bahasa yang dipakai bangsa ini. 

Bangsa ini didapatinya hidup selalu dalam ketakutan dan kekhuatiran, kerana negeri mereka berbatasan dengan bangsa Yajuj dan Majuj yang terkenal kejam dan kuatnya. Bukan sekali-dua kali saja tetapi sering sekali bangsa Yajuj dan Majuj itu datang menyerang mereka, menghancurkan apa saja yang didapatinya dan membunuh siapa saja yang dijumpainya. 

Kedatangan Iskandar Zulkarnain ini, mereka sambut dengan segala kehormatan dan kegembiraan, kerana mereka tahu bahawa Iskandar Zulkarnain adalah raja yang terkuat dan raja yang seadil-adilnya dimuka bumi ini. 

Kepada Iskandar Zulkarnain dimintanya pertolongan, untuk melindungi diri mereka dari serangan Yajuj dan Majuj. Mereka memohon agar antara negeri mereka dengan negeri Yajuj dan Majuj diadakan dinding raksasa yang tidak dapat ditembusi dan untuk keperluan ini, mereka sanggup membayar upah dan kerugian kepada Iskandar Zulkarnain. 

Mendengar permohonan ini, Iskandar Zulkarnain menjawab: Saya tidak mengharapkan upah dari kamu. Nikmat dan pemberian Tuhanku adalah lebih berharga dari upah itu. Hanya kepadamu saya minta kaum pekerja dan alat-alatnya, besi, tembaga, arang batu dan kayu. 

Setelah semua itu terkumpul, Iskandar Zulkarnain mulai bekerja dengan pentolongan para pekerja. Mula-mula dinyalakan api dengan kayu dan arang batu, diambilnya besi, lalu dihancurkannya dengan api itu. Kepada hancuran besi itu dituangkannya tembaga, sehingga menjadi satu dengan besi. Dengan bahan campuran inilah didirikannya dinding raksasa antara negeri itu dengan negeri Yajuj dan Majuj, dinding besi raksasa yang tidak dapat ditembus dan dilubangi oleh sesiapa. 

Kepada bangsa itu Iskandar Zulkarnain lalu berkata: Dinding ini adalah rahmat dari Tuhan kepadamu, hanya Tuhanlah yang dapat menembus dinding ini, bila tiba masa yang dikehendakiNya. 

Dengan jalan begitu, maka aman dan tenteramlah negeri itu. Setelah Iskandar Zulkarnain dapat menaklukkan negeri-negeri lainnya ditimur, barat, diutara dan diselatan, maka kerajaannya kini meliputi: Moroko, Rom, Yunani, Mesir, Persia dan India, sehingga merupakan sebuah kerajaan yang amat luas, yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana penduduknya kini hidup dengan aman tenteram dan makmur. 

Cita-cita Iskandar Zulkarnain telah dapat dicapainya, berkat pertolongan Allah, kerana dia selalu berlindung diri kepadaNya. Tetapi sayang setelah Iskandar Zulkarnain meninggal dunia, kerajaan yang besar dan bahagia itu menjadi berpecah-belah, kerana perebutan kekuasaan para pengikutnya yang ditinggalkannya. 

Iskandar Zulkarnain yang bererti raja Timur dan Barat, telah dapat mempersatukan kerajaan Timur dengan kerajaan Barat, menjadi suatu kerajaan yang adil dan makmur, berkat ilmu dan pengetahuannya, serta berkat dasar ketuhanan yang selalu dipegangnya teguh dalam mendirikan kerajaan besar itu. 

Cita-cita Iskandar Zulkarnain yang suci murni dan besar itu, untuk sementara telah dilanggar oleh manusia yang berkuasa sesudahnya. Tetapi pada saatnya nanti cita-cita ini akan menjelma lagi serta menjadi kenyataan, sehingga akan berdiri nanti sebuah negara yang terdiri atas Timur dan Barat, yang adil dan makmur. 

Kita sedang menunggu berdirinya negera itu, menunggu-nunggu kedatangan Iskandar Zulkarnain abad ini dan saya pasti ianya akan muncul tidak lama lagi beserta akan berdirinya sistem pemerintahan islam yang dinanti-natikan umat diseluruh dunia..






Wallahu A'lam.






Saudara-saudaraku sekalian, untuk menambah lebih pengentahuan, korang boleh baca artikel yang berkaitan misteri Iskandar Zulkarnain ini di laman sesawang cahyaiman.






Maha Suci Allah SWT....!




c **^^** **^^** **^^** **^^**   Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..

Jumaat, 28 Oktober 2011

Masihkah engkau Bernafas....?









Assalamu Alaikum,




Wahai saudara2ku yang dimuliakan,


Kedudukan IMAN dalam kehidupan kita adalah seumpama nafas yang kita hirup. Sebagaimana kita tidak kuasa hidup lama tanpa nafas, seperti itulah hendaknya kita memahami hidup dan berusaha atasnya agar iman ada di hati kita dari detik ke detik yang kita lalui. Kerananya, apabila seseorang tidak memiliki iman barang sekejap, itu sama ertinya dengan orang yang kehabisan nafas yakni MATI.


Kedudukan SHOLAT adalah seumpama air yang kita minum. Kerananya, keadaan batin orang yang tidak mendirikan sholat tidak ada bezanya dengan keadaan zahir orang yang kehausan.


Kedudukan ZAKAT adalah seumpama makanan yang kita telan. Kerananya, keadaan batin orang yang tidak menunaikan zakat tidak ada bezanya dengan keadaan zahir orang yang kelaparan.


Kedudukan PUASA adalah seumpama pakaian yang kita pakai. Kerananya, keadaan batin orang yang tidak mengerjakan puasa tidak ada bezanya dengan keadaan zahir orang yang telanjang.


Kedudukan HAJI adalah seumpama rumah yang kita duduki. Kerananya, keadaan batin orang yang tidak melakukan haji tidak ada bezanya dengan keadaan zahir orang yang tidak memiliki rumah.




Maha Suci Allah SWT..




**^^** **^^** **^^** **^^**   Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..

Ahad, 23 Oktober 2011

Contohi Rasulullah yang tidak pernah menghemburkan kata kata kesat kepada musuh






Assalamu Alaikum;

saudara-saudaraku yang dihormati, dalam posting kali ini aku kongsikan sebuah artikel yang disalin dari laman sesawang hembusan amal 4U untuk tatapan korang semua.Inti dari artikel ini adalah mengajak semua umat islam terutamanya para pemimpin kita agar mencontohi sikap dan akhlak junjungan besar kita Muhammad saaw dalam menghadapi tentangan dari musuh-musuh kita. cuba kita fikir-fikirkanlah bagaimana sikap kita terhadap musuh kita atau terhadap orang-orang yang kita benci disekitar kita. Tentunya ramai diantara kita  yang pernah atau selalu mengeluarkan kata-kata kesat dan memaki hamun mereka yang tak 'sebulu' dengan kita itu kan.. Maka ketahuilah bahawa sikap ini bertentangan dengan sikap Rasulullah saaw.



Islam melarang umatnya melabelkan dengan sesuatu yang buruk dan memaki hamun sesama Muslim.Ini kerana kerja-kerja mencarut, memaki, dan mencaci adalah kegiatan dan perbuatan syaitan. Bagi mereka yang masih tegar dengan pengucapan negatif bagi mewajarkan kenyataan berbaur fitnah, nista dan cela bersandarkan pendapat bahawa Islam tidak melarang umatnya mencarut adalah satu usaha pemesongan dan bertentangan dengan budaya Islam. Mohonlah perlindungan Allah s.w.t daripada sifat yang buruk.

Dalam Islam, kata-kata kotor, makian serta ucapan menghina merupakan satu perkara yang sangat tercela dan dilarang. Sesungguhnya segala sumber perkataan kotor atau nista itu timbul daripada watak yang rendah dan jiwa yang hina.Oleh hal yang demikian itu, ada pendapat mengatakan “Bahasa Jiwa Bangsa” dan kerana itulah Rasulullah s.a.w mengingatkan kita bahawa “Jauhilah olehmu semua kata-kata kotor kerana Allah tidak suka kepada kata-kata kotor atau yang menyebabkan timbulnya kata kotor daripada orang lain.”


Kata-kata kotor, nista, umpatan dan kejian menyebabkan manusia berkonflik, bergaduh dan seterusnya bersengketa sehingga berlakunya pembunuhan, pertumpahan darah dan lenyap sama sekali. Mungkin kita boleh jadikan teladan, bagaimana masyarakat Islam terus membenci bekas Presiden Amerika Syarikat George W. Bush apabila beliau menyifatkan Iran dan Iraq sebagai “paksi kejahatan.”
Seluruh masyarakat Islam, sama ada secara langsung atau tidak langsung mengutuk pemberian gelaran itu terhadap negara-negara Islam.


Kita mungkin teringat dengan hukuman yang pernah diberikan oleh Ayatollah Khomeini apabila Salman Rushdie mempersendakan Rasulullah s.a.w dan ayat-ayat Allah sebagai ‘surah syaitan’. Mungkin juga kita tidak lupa dengan kata-kata pedih yang pernah dikeluarkan oleh pemimpin tertentu bagi menggambarkan watak yang tidak disukainya. Dengan menggunakan kata-kata kesat, umpatan dan nista.

Rasulullah s.a.w pernah memberikan peringatan bahawa: seorang mukmin bukanlah tukang mencela, tukang melaknat orang, tukang berkata kotor dan berkata rendah. Syurga itu diharamkan bagi setiap orang yang berkata kotor untuk memasukinya.


Dalam membuat sesuatu tuduhan, berkata-kata kita seharusnya menjadikan perilaku dan tutur kata Rasulullah s.a.w sebagai contoh yang terbaik. Baginda tidak pernah mengeluarkan kata-kata kesat, walaupun berhadapan dengan musuhnya.Sebaliknya, baginda membalas dengan senyuman dan menasihati secara berhemah dan tidak menyakiti atau melukai perasaan orang lain.


Anas bin Malik r.a pernah merakamkan bahawa: “Tidak pernah Rasulullah s.a.w melakukan perbuatan keji, tidak pula kotor lidah (suka mengutuk) dan tidak pula mancaci maki. Ketika seseorang mencela baginda sebagai seorang yang kotor (berdebu) kerana banyak (sujud), baginda hanya mengatakan apa yang dia miliki.” Rasulullah s.a.w adalah seorang yang benar-benar memelihara lisannya. Sekalipun terhadap orang-orang kafir yang menentang dakwahnya. Baginda tidak mudah mengeluarkan kata-kata laknat atau menyakitkan hati.


Abu Hurairah r.a berkata bahawa ia menemui seorang lelaki yang ketagihan arak. Lalu dihadapkan lelaki itu kepada Nabi Muhammad s.a.w agar dihukum. Di antara para sahabatnya ada mengatakan: “saya memukul dengan tangan”, “saya memukul dengan kasut” dan “saya memukul dengan baju.” Ketika lelaki itu berpaling (ke arah sahabat), seorang sahabat menyatakan “semoga Allah s.w.t menghinamu!” Maka bersabdalah Rasulullah s.a.w yang bermaksud: “Janganlah kamu meminta bantuan syaitan dalam menghadapinya.”


Daripada Abu Darda r.a. katanya: “Aku memohon kepada Rasulullah s.a.w: Wahai Rasulullah, doakanlah (kecelakaan) bagi orang-orang musyrik. Rasulullah menjawab: Sesungguhnya aku diutus bukan untuk melaknat (mengutuk), tetapi aku diutuskan untuk memberi rahmat.”


Begitulah citra peribadi Rasulullah s.a.w, dengan akhlak yang luhur telah memberikan contoh kepada manusia agar selalu menghindari sebarang tindakan secara melulu dan selalu sabar dalam menghadapi setiap rintangan atau masalah.


Dalam konteks ini jelas sekali sikap berlebih-lebihan dalam beragama yang menjadi pegangan sesetengah orang bukanlah daripada ajaran Islam. Ini kerana Islam lebih mendahulukan sikap pertengahan atau kesederhanaan dalam setiap aspek kehidupan. Bukan sekadar itu sahaja, bahkan Islam mengingatkan setiap umatnya agar tidak terjerumus pada dua kesesatan, iaitu berlebih-lebihan atau bersikap lalai.


Allah berfirman yang bermaksud:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus (iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka dan bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.” (Al-Fatihah: 6-7)


Dalam masyarakat Islam, tidak ada tempat bagi kaum Muslimin untuk meremehkan nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh Islam. Masyarakat Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang luhur dalam kehidupan umat manusia.


“Tahukah kamu siapa yang disebut orang bankrap itu. Para sahabat menjawab: “Orang yang tiada lagi mempunyai wang dan harta.” Rasulullah s.a.w bersabda: Orang yang bankrap adalah yang datang pada hari kiamat amalan solat, puasa dan zakat, tetapi bersamaan itu juga ia telah mencaci maki, menuduh, memakan harta tidak halal, mengalirkan darah (tanpa hak) dan memukul ini dan itu.”
Maka amalan baiknya dilimpahkan kepada orang yang berhak menerimanya (yang ia caci) dan jika amalan baiknya habis padahal belum dapat menutup kesalahannya, maka kesalahan (orang yang dicaci itu) dilimpahkan kepadanya, kemudian ia ditempatkan ke dalam neraka.


Seseorang Muslim itu perlu memelihara lisan atau lidahnya daripada mencaci maki, walaupun dengan alasan yang kuat. Lebih utama memadamkan api kemarahan itu agar tidak terjadi permusuhan yang mengheret kepada perbuatan dosa.

Daripada Ali bin Abi Talib r.a, Rasulullah bersabda yang bermaksud:
“Yang berbuat keji dan menyiarkan kekejiaan itu berada dalam keadaan sama-sama berdosa.”


Allah berfirman yang bermaksud: “Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap pencaci dan pengkeji.” (Al-Humazah: 1)


Dalam ayat ini, Allah s.w.t mengutuk perbuatan jahat iaitu menyebarkan fitnah, bercakap ataupun mengisyaratkan perkara yang jahat sama ada terhadap seorang lelaki atau perempuan dengan kata-kata ataupun secara isyarat, atau perangai, atau secara mengajuk-ajuk, ataupun sindiran atau caci maki.


Sesungguhnya Allah s.w.t itu pemalu, penutup (cela), menyukai malu dan tertutup, maka apabila salah seorang kamu mandi maka hendaklah ia ditutup.
Demikian juga firman Allah s.w.t yang bermaksud: “Serulah ke jalan Tuhanmu (Wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik. Bukanlah tergolong daripada orang mukmin yang suka mencela, mengutuk dan mengeji. Dan bukan pula mereka yang berlidah kotor.” (An-Nahl: 25)


Mohonlah perlindungan Allah s.w.t daripada sifat yang buruk.


(Sumber: YADIM)



Maha Suci Allah SWT....!


Artikel asal boleh dibaca di Hembusan Amal 4U.



c **^^** **^^** **^^** **^^**   Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..

Rabu, 19 Oktober 2011

AWAS...!! Ketika Maut Telah Tiba...





Assalamu Alaikum,


dengan seizin Allah SWT, bertemu lagi aku dengan saudara-saudaraku sekalian, semoga korang semua sentiasa sihat wal afiat didalam RahmatNya. Pada artikel kali ini aku sekadar nak mengesahkan sebuah kisah yang ringkas tetapi penuh bermakna buat orang-orang yang rajin berfikir. Inilah kisah dimana saatnya nyawa akan melayang dari badan, yang bererti berakhirnya kehidupan di alam dunia dan bermulanya kehidupan di alam akhirat. Inilah saat akhir yang akan ditempuhi semua manusia samada mahu terima atau tidak bersedia menerimanya. Inilah saatnya lidah WAJIB mengucapkan perkataan yang benar agar selamat selama-lamanya. Inilah kisah khalifah umat islam yang tersohor ketika saat akhir nyawanya akan keluar dari tubuh yang fana ini...

Khalifah Umar Al Khattab ra. memimpin umat islam selama 10 tahun. Ada banyak sekali kisah-kisah menarik selama pemeintahannya itu, antaranya telah ada diceritakan dalam blog ini sebagai pengajaran dan pendoman buat kita semua demi menempuh hidup yang selari dengan mereka yang telah diredhoi Allah itu. Buat para pemimpin pada hari ini, seharusnya mengambil contoh kepimpinan Umar Al Khattab ra. dalam tugasan mereka berkhidmat pada masyarakat.

 Kisah akhir Khalifah yang mengkagumkan ini ketika saat maut telah datang. Waktu itu beliau hendak mengerjakan sholat subuh, tiba-tiba datanglah seorang Majusi, Abu Lu'luah menikamnya, sehingga robek perutnya. Dalam keadaan parah itu beliau telah dibawa pulang kerumah. Beliau masih sempat memberikan garis panduan memerintah buat orang yang bakal mengantikan beliau. Juga sempat bertanyakan siapakah pembunuhnya.

Dan akhirnya saat sudah nazak, beliaupun berdoa; "Ya Allah, Wahai Tuhan kami, usiaku telah lanjut dan tubuhku sudah lemah. Umat Islam telah tersebar keserata pelusuk dunia. Maka aku bermohon kepadaMu, kalau sekiranya Engkau mencabut nyawaku maka cabutlah disaat tidak melalaikan kewajibanku dan tidak dipengaruhi dengan urusan duniaku. Masukkan diriku dikalangan orang-orang yang syahid dijalanmu dan biarkanlah tubuhku terbaring di samping makam Rasulullah, junjunganku..."


Dengarlah saudara-saudaraku, masih ada ketakutan dan pengharapan dalam doa yang dilafazkan Umar ra.
meskipun sebenarnya beliau telah dijamin syurga selagi masih hidup. Bagaimana pula kita umat islam pada hari ini, tiada sebarang jaminan pun, namun sudah berani mendabik dada kononnya sudah benar-benar beriman. Fikir-fikirkanlah..



Maha Suci Allah SWT...





  **^^** **^^** **^^** **^^**   Saudara2ku yang dihormati dan semua yang mengunjungi blog ini, sila tinggalkan jejak kalian di sini, agar dapat aku membalas kunjungan dan berterimakasih seadanya diatas kesudian kalian bertandang di teratak hamba ini..