Jika dulu, para sahabat r.hum sangat takut untuk dipilih menjadi seorang pemimpin, tetapi sekarang, ada banyak orang berlumba-lumba ingin menjadi pemimpin. Semua mengaku terbaik!
Benarlah sabda Rasulullah saaw ketika beliau menyampaikan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
"Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berkeinginan terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).
Memilih pemimpin bukanlah perkara mudah, sebab yang terpilih itulah yang akan membawa label pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan tugas2 penting yang menentukan nasib jutaan jiwa umat. Suka atau tidak, mereka yang terpilih itulah yang kemudian akan mencatat tinta sejarah di negera ini. Meskipun catatan itu masih menjadi tanda tanya, adakah akan menjadi tinta emas yang senantiasa dikenang atau tinta hitam yang senantiasa diratapi. Mampukah ia menjadi pemimpin sejati, atau justru menjadi pemimpin yang menghianati amanat rakyat.
Benarlah sabda Rasulullah saaw ketika beliau menyampaikan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
"Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berkeinginan terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).
Memilih pemimpin bukanlah perkara mudah, sebab yang terpilih itulah yang akan membawa label pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan tugas2 penting yang menentukan nasib jutaan jiwa umat. Suka atau tidak, mereka yang terpilih itulah yang kemudian akan mencatat tinta sejarah di negera ini. Meskipun catatan itu masih menjadi tanda tanya, adakah akan menjadi tinta emas yang senantiasa dikenang atau tinta hitam yang senantiasa diratapi. Mampukah ia menjadi pemimpin sejati, atau justru menjadi pemimpin yang menghianati amanat rakyat.
Pemimpin merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan persatuan. Namun harus kita sedari juga bahawa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Kerana itu, ia memerlukan potensi, kelayakan dan aktiviti yang baik untuk memimpin bawahannya.
Melihat kepada prinsip kepemimpinan, sebagai seorang Muslim, tentu tidak boleh sambil lewa dalam memilih pemimpin. Jangan sampai seperti memilih kucing dalam karung atau seperti memilih terung di pasar malam.
PERANAN SEORANG PEMIMPIN
Menurut perspektif Islam ada dua peranan yang dimainkan oleh seorang pemimpin:
1. Pelayan (khadim)
1. Pelayan (khadim)
Pemimpin adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin yang dimuliakan orang lain, belum tentu hal tersebut sebagai tanda kemuliaan. Kerana pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya. Seorang pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia menafkahkan lebih banyak, dia bekerja lebih keras, dia berfikir lebih kuat, lebih lama dan lebih mendalam dibanding orang yang dipimpinnya. Demikianlah pemimpin sejati yang dicontohkan Nabi saaw. Bukan sebaliknya, yakni pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari orang-orang yang dipimpinnya.
2. Pemandu (muwajjih)
2. Pemandu (muwajjih)
Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik agar selamat sampai di tujuan tentu saja itu akan tercapai dengan sempurna jika di bawah naungan syariat Islam.
WATAK PEMIMPIN DALAM ISLAM
Perlu disedari, dalam memilih pemimpin ada tanggung jawab yang akan dipikul di hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya seorang pemilih mengenal calon pemimpinnya. Agar dapat mengetahui kesesuaiannya dengan karakter pemimpin ideal yang diatur oleh Islam. Kalau ternyata sesuai, maka jangan segan memberikan suara.
Perlu disedari, dalam memilih pemimpin ada tanggung jawab yang akan dipikul di hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya seorang pemilih mengenal calon pemimpinnya. Agar dapat mengetahui kesesuaiannya dengan karakter pemimpin ideal yang diatur oleh Islam. Kalau ternyata sesuai, maka jangan segan memberikan suara.
Di antara sifat-sifat pemimpin dalam Islam, yaitu:
1. Jujur
1. Jujur
Pemimpin Islam haruslah jujur kepada dirinya sendiri dan pengikutnya. Seorang pemimpin yang jujur akan menjadi contoh terbaik. Pemimpin yang perkataan dengan perbuatannya sentiasa sejalan.
2. Berkeyakinan
2. Berkeyakinan
Yakin dalam bidang yang sedang disandangnya. Orang akan mengikuti seseorang jika ia benar-benar meyakini bahawa orang yang diikutinya benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya.
3. Tenang
3. Tenang
Seorang pengikut akan merasakan 'aman' jika pemimpinnya membawanya pada rasa nyaman dan menimbulkan rasa optimis seburuk apa pun situasi yang sedang dihadapi.
4. Sabar
4. Sabar
Pemimpin Islam haruslah sabar dalam menghadapi segala macam persoalan dan keterbatasan, serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
5. Rendah hati
5. Rendah hati
Seorang pemimpin Islam hendaklah memiliki sikap rendah hati. Tidak suka menampakkan kelebihannya (riyak) serta tidak merendahkan orang lain.
6. Musyawarah
6. Musyawarah
Dalam menghadapi setiap persoalan, seorang pemimpin Islam haruslah menempuh jalan musyawarah serta tidak menentukan keputusan sendiri. Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa'di—rahimahullah—mengatakan, "Jika Allah mengatakan kepada Rasul-Nya—padahal beliau adalah orang yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya dan paling banyak idenya, "Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran: 159). Maka bagaimana dengan yang selain beliau?
7. Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya
7. Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya
Memiliki pengentahuan yang luas serta ada rasa simpati dan sensitif yang baik terhadap mereka yang dipimpinnya, pada akhirnya akan melahirkan seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya. Komunikasi yang baik kepada rakyatnya bukanlah sekadar kemampuan retorik yang baik, tetapi juga kemampuan dalam memilih hal yang akan dilontarkan kepada umum serta sasaran yang tepat dalam melontarkannya. Kematangan seorang pemimpin akan membuatnya mampu berkomunikasi yang jauh dari sikap emosional. Dan yang terpenting dari semua itu adalah sang pemimpin akhirnya mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam sebuah keadaan yang memang diperlukan oleh rakyat yang dipimpinnya.
RAHSIA KEKUATAN PEMIMPIN
1. Kekuatan iman, ilmu, dan wawasan yang luas
1. Kekuatan iman, ilmu, dan wawasan yang luas
Seluruh nabi dan rasul memimpin dengan kekuatan iman dan ilmu. Nabi Sulaiman as memerintah hampir seluruh makhluk (seperti jin, binatang, angin) dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Nabi Muhammad saaw dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Dengan ilmu dan iman seorang pemimpin sanggup memimpin dirinya (seperti memimpin matanya, hatinya, lidahnya, fikirannya dan hawa nafsunya) sebelum memimpin orang lain.
2. Ibadah dan taqarrub kepada Allah.
2. Ibadah dan taqarrub kepada Allah.
Ibadah dan banyak bertaqarrub kepada Allah, dapat melahirkan kewibaan, ketawadhoan, kesabaran, optimisme, dan tawakkal. Ibadah dan taqarrub juga akan melahirkan kekuatan rohaniyah yang dahsyat.
3. Keteladanan.
3. Keteladanan.
Ketika Rasulullah saaw mengajak berjihad, beliau bertempur paling depan, bersedekah paling ringan dan hidup paling bersahaja. Ketika Rasulullah saaw menyuruh bertahajud, beliaulah yang kakinya bengkak kerana banyak bertahajjud. Ketika Rasulullah saaw menghimbau umatnya untuk berhias dengan akhlak mulia, beliaulah manusia yang paling mulia akhlaknya.
WATAK PENGIKUT DALAM ISLAM
1. Taat
WATAK PENGIKUT DALAM ISLAM
1. Taat
Seorang pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin dipilih melalui jalan musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang menang dan yang kalah untuk taat kepadanya, kecuali sang pemimpin telah melanggar ketentuan Allah dan membuat kerosakan).
2. Teguh dan berpengentauan
2. Teguh dan berpengentauan
Seorang pengikut harus teguh dan berpengentahuan dalam mengikuti kepemimpinan seseorang. Islam tidak mengajarkan suatu ketundukan yang membuta tuli atau sekadar ikut-ikutan.
PENUTUP
Bagi pemimpin dan calon pemimpin masa depan, amanah yang Anda pikul bukanlah suatu kemegahan dan kebanggaan. Bahkan demi mengingat beratnya beban amanah, Khalifah Umar bin Khaththab memberikan sebuah ungkapan, "Saya sudah cukup senang jika dapat keluar dari dunia ini dengan bebas; tidak mendapat dosa dan tidak pula mendapat pahala."
Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam surgaNya sebagai sumber tenaga hidup Anda.
Dan bagi yang akan memberikan pilihan dan selanjutnya akan dipimpin, sedarilah bahawa kesempatan kita hanya sekali untuk melakukan pilihan dengan tepat. Setelah itu, kemampuan kita dalam menentukan arah kepemimpinan tidak sekuat sebagaimana ketika kita sedang membuat pilihan. Setidaknya, kita telah berusaha melakukannya. Dan yang pasti, pilihan kita akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Oleh kerana itulah, kita dihari ini sangat memerlukan rakyat jelata dari kaum muslimin yang mampu menentukan pilihannya secara cerdas dan tepat.
Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam surgaNya sebagai sumber tenaga hidup Anda.
Dan bagi yang akan memberikan pilihan dan selanjutnya akan dipimpin, sedarilah bahawa kesempatan kita hanya sekali untuk melakukan pilihan dengan tepat. Setelah itu, kemampuan kita dalam menentukan arah kepemimpinan tidak sekuat sebagaimana ketika kita sedang membuat pilihan. Setidaknya, kita telah berusaha melakukannya. Dan yang pasti, pilihan kita akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Oleh kerana itulah, kita dihari ini sangat memerlukan rakyat jelata dari kaum muslimin yang mampu menentukan pilihannya secara cerdas dan tepat.
Wallahu a'lam. Wassalam.
dipetik dari pelbagai sumber...